Kamis, 29 Januari 2009

Apakah beda apokrip dan deuterokanonika?

By : Ahmad Ismail Pain Ratu Fernandes M.div

Disini harus membedakan kata "apokrip" menurut paham protestan dan menurut paham katolik. Apa yang disebut apokrip oleh orang katolik, oleh orang protestan disebut "pseudepigrapha" (tulisan tiruan). Sedangkan apa yang oleh orang protestan disebut "apokrip" oleh katolik disebut "deuterokanonika." Kata "deuterokanonika" berarti menurut kanon kedua, yakni buku-buku yang termasuk dalam daftar Kitab Suci yang kedua. Daftar Kitab Suci yang kedua adalah daftar Kitab Suci terjemahan Yunani.
Sebetulnya soal deuterokanonika menyangkut PL saja. PL ditulis dalam bahasa Ibrani, sebagian dalam bahasa Aram, dan sebagian yang amat kecil dalam bahasa Yunani. Bagian yang ditulis dalam bahasa Yunani oleh orang protestan tidak diakui sebagai bagian dari Kitab Suci. Dan oleh karena itu disebut apokrip, tidak termasuk Kitab Suci, tidak termasuk kanon Kitab Suci. Tetapi Gereja katolik berpendapat bahwa tulisan-tulisan itupun termasuk Kitab Suci. Memang tidak termasuk daftar buku-buku Ibrani dan Aram, tetapi termasuk daftar yang lebih luas atau "daftar kedua." Buku-buku itu adalah "deuterokanonika." Adapun buku-buku deuterokanonika itu ialah buku Yudith, buku Tobit, buku Makabe I, buku Makabe II, Kitab Kebijaksanaan, Putera Sirakh, Baruch (bab 1-5), SuratYeremia (= Barukh bab 6).
Jadi semuanya adalah tujuh (atau delapan). Di samping itu juga sebagian tambahan dari buku Esther, dan sebagian tambahan dari buku Daniel (yakni Dan 13 dan 14). Yang tidak diterima oleh Gereja katolik (dan tentu juga tidak oleh Gereja protestan) adalah buku Esra I, buku Makabe III dan Makabe IV dan Mazmur-mazmur Salomo, walaupun keempat buku itu juga termasuk KSPL bahasa Yunani atau Septuaginta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar